Belajar Mengubah Masyarakat Abangan di Pesantren Rakyat

Jumlah pesantren di Indonesia lebih dari 100 pesantren. Salah satunya di Sumberpucung Kabupaten Malang ada sebuah pesantren yang namanya sangat menarik, yakni “Pesantren Rakyat” Al Amin. Mungkin banyak yang bertanya-tanya apa itu pesantren rakyat? Barangkali akan ada pesantren pejabat atau sebagainya. Tidak lain pesantren ini lahir berangkat dari kegelisahan Abdullah Sam terhadap masyarakat abangan yang ada di sana. Sebelum adanya pesantren ini, minum-minuman keras, judi, dan maksiat merajalela. Tak heran masjid pun sepi dari jamaah. Namun, seorang yang meskipun berlatar belakang dari kalangan bawah dan awalnya bukan siapa-siapa ini ternyata mampu melakukan perubahan melalui gerakan masyarakat.

Bukan masyarakat yang diajak datang ke pesantren, melainkan Pesantren Rakyat Al Amin lah yang melakukan penyesuaian diri dengan dunia sosial budaya masyarakat Sumberpucung. Selain melalui program pendidikan, Pesantren Rakyat ini beradaptasi melalui sosial kebudayaan masyarakat. Selalu berusaha menjaga dan merawat potensi-potensi seni dan budaya yang sudah ada di lingkungan sekitar. Baik itu kesenian tradisional mupun modern. Misal seni sholawat, banjari, gamelan, kentrung, grup musik, dan jagong maton.

Tua muda, anak jalanan, preman, penyandang disabelitas kumpul menjadi satu dan diakhiri dengan jagongan (berbincang-bincang) mengenai masalah ummat. Saling sharing aspirasi atau unek-unek, begitu seterusnya secara rutin yang tentu dibingkai secara islami disertai kajian tentang sosial keagamaan. Dalam kegiatan ini juga diadakan budaya infak seikhlasnya yang mana hasil dari infak itu digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Pesantren yang memiliki motto “kita yang belajar, kita yang mengajar dan kita yang memberi gelar” ini akhirnya memiliki manfaat yang luar biasa dalam rangka adaptasi pesantren dengan masyarakat.

Menurut Abdullah Sam, S.Psi, Pengasuh Pesantren Rakyat melalui kegiatan seperti inilah akan dapat mengalihkan kebiasaan jagongan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar yang dulunya sering dijadikan ajang minum-minuman keras dan perjudian, kini dengan menggunakan pendekatan seni jagongan ini menjadi lebih terarah dan membawa manfaat. Di samping itu, Pesantren Rakyat juga memiliki program-program yang sinergi dengan kebutuhan masyarakat sekitar, mulai dari olah raga, wirausaha, pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, bahkan belajar gender, informasi dan teknologi, serta advokasi juga ada. Layak sebagai model percontohan pesantren yang ideal dengan kebutuhan negeri di masa kini. (Muhammad N. Hassan )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *