Metamorfosa Kopi di Posdaya Masjid Kec. Tirtoyudo

13923405_554013324805767_5015252158730635393_oTirtoyudo merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di kabupaten malang, hasil kopi yang melimpah-ruah menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat dalam urusan penjualan ke luar wilayah tirtoyudo. Kendala tersebut membuat masyrakat menjual kopi mereka tengkulak dengan harga yang murah. Selain kopi, kesemek juga menjadi salah satu hasil alam Tirtoyudo. Keadaan tersebut memunculkan ide menarik bagi mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang yang bertempat di wilayah tersebut, melalui Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga)  Masjid setempat, pada Minggu (07/08/16) mereka mengadakan pelatihan pengolahan kopi dan kesemek.

Pelatihan tersebut mendatangkan tiga narasumber ahli olah pangan, yakni Muarifatul Jannah S.Ag., Ibnu Soedarmono, STP., dan Muhammad Firman Arif, AA. Sekitar 70 orang yang terdiri dari peserta KKM dan anggota POSDAYA seluruh kecamatan Tirtoyudo, DMI, Takmir, DPL, dan relawan Tirtoyudo menghadiri acara tersebut. Acara yang berlangsung dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB tersebut bertempat di Masjid Al-Muttaqin, Desa Ampelgading, Kecamatan Tirtoyudo. “Kami sangat puas atas diselenggarakannya pelatihan ini”, ungkap Nur Salam selaku Takmir masjid yang ditempati.

Melalui gagasan kreatifnya, ketiga narasumber tersebut mengajarkan kepada masyarakat cara mengolah kopi menjadi sirup rempah kopi dan cookies kopi. “Selain bahannya mudah didapatkan, sirup rempah kopi juga masih jarang ditemui di pasaran”, tutur wanita yang kerap disapa Bu Ifa ini. Menurutnya, hanya dengan berbekal kopi dan rempah-rempah, minuman yang memiliki rasa khas rempah-rempah ini sudah bisa diproduksi sudah bisa jadi. Sedangkan untuk cookies kopi juga diolah dengan sederhana dan bisa dimanfaatkan untuk kue lebaran. Karena mudahnya proses pengolahan , kedua olahan kopi tersebut dirasa pas bagi masyarakat Tirtoyudo.

Setelah pelatihan pengolahan kopi, ketiga narasumber tersebut melatih pengolahan buah kesemek yang notabene merupakan buah musiman. Bila musim kesemek telah tiba, kesemek begitu melimpah. Sehingga harga kesemekpun turun begitu drastis yang berkisar Rp. 2.000/kg. “Kalau lagi banyak, biasanya kesemek tak kasih makan kambing di rumah”, ujar salah seorang Ibu peserta pelatihan. Dalam pelatihan kali ini, kesemek diolah menjadi sari buah kesemek dan manisan kesemek.

Dengan diadakannya pelatihan ini, anggota Posdaya Kecamatan Tirtoyudo diharapkan mampu memanfaatkan hasil kekayaan alam yang ada. Terlebih, pelatihan ini dapat mengajarkan anggota Posdaya agar bisa membuat beberapa olahan produk untuk dipasarkan secara berkelanjutan. (Septa Prifanty)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *