Workshop Pengembangan Sistem Dokumentasi dan Arsip Data Produk Penelitian dan PkM 2024

Malang – Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia adalah terkait dengan arsip dan dokumentasi. Sayangnya, hanya sedikit dokumen dari masa lampau yang disimpan dengan baik di museum-museum di Indonesia. Fakta yang mengejutkan adalah beberapa dokumen bersejarah milik Republik Indonesia justru tersimpan di Belanda. “Bahkan majalah yang terbit pada tahun 1928 saat Peristiwa Sumpah Pemuda terjadi, disimpan di luar negeri,” ungkap Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd., Ketua LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Pernyataan ini disampaikannya saat membuka Workshop Pengembangan Sistem Dokumentasi dan Arsip Data Produk Penelitian dan PkM di Ruang Meeting Gedung Rektorat lantai 3, pada hari Rabu (3/4).

Prof. Agus melanjutkan, di UIN Malang sendiri, isu terkait dokumen arsip masih menjadi masalah yang perlu diatasi. “Sebagai contoh, apakah kita masih memiliki stempel cap basah pertama sejak pendirian kampus?” Bahkan, beberapa dokumen tidak dapat dilacak, yang menunjukkan kelemahan dalam sistem arsip dan dokumentasi kampus berlogo Ulul Albab ini. Sampai saat ini, integrasi sistem arsip dan dokumentasi belum tertata dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan revitalisasi pada unit arsip universitas.

Menurut Prof. Agus Maimun, arsip dan dokumentasi adalah cara untuk menghargai sejarah. “Sejarah memiliki nilai penting sebagai evaluasi dan landasan untuk perkembangan di masa depan,” paparnya. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik, semua informasi yang kita butuhkan dapat dicari dengan cepat. Misalnya, jika kita memerlukan dokumen mengenai sejarah universitas, kita tidak akan membutuhkan waktu lama untuk menemukannya dalam database yang terintegrasi.

Tidak hanya itu, lanjut Prof. Agus, sistem arsip dan dokumentasi yang tertata dengan baik juga dapat menjadi solusi dalam mencegah plagiasi. Sampai saat ini, tidak semua hasil publikasi dan penelitian dari dosen dan sivitas akademika UIN Malang tersimpan dengan baik dalam bentuk file digital maupun fisik. Bahkan di Perpustakaan Pusat, tidak semua buku karya dosen UIN Malang dari beberapa dekade sebelumnya terarsip dengan rapi. “Saya yakin, dengan adanya dokumentasi yang baik ini, kita dapat mengurangi kebiasaan plagiasi di kalangan akademisi,” tegasnya.

Dalam workshop yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Malang, beberapa unit kerja diundang untuk berpartisipasi. Di antaranya adalah UPT Perpustakaan Pusat, PTIPD, serta Pusat dan Pusat Studi yang berada di bawah naungan LP2M. Ahmad Abtokhi menyatakan bahwa dalam acara ini, seluruh peserta diberikan kesempatan untuk memaparkan hal yang telah mereka lakukan dan menerima masukan dari peserta lainnya untuk pengembangan selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *