Malang, 6 Agustus 2021; Webinar PSGA series #2 ini, mengusung tema: Penelitian dan publikasi ilmiah berperspektif feminis. Acara ini merupakan acara kedua dari serangkaian webinar yang diselenggarakan oleh PSGA UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Narasumber pada webinar ini adalah Prof. Dr. Wening Udasmoro, SS, M.Hum, DEA. Beliau menjabat sebagai Dekan FIB UGM yang juga aktif pada kegiatan gender dan menulis penelitian yang focus pada perspektif feminis.
Webinar dibuka oleh Bapak Dr. H. Agus Maimun, M.Pd. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik yang mengapresiasi kegiatan ini untuk mendukung peningkatan publikasi penelitian di UIN Maulana Malik Ibrahim. Juga ikut memberikan sambutan pada Webinar kali ini yaitu Ibu Prof. Dr. Hj. Tutik Hamidah, M.Ag. selaku Kepala LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Beliau memberikan pandangan bagaimana kaitan pandangan Islam dengan perspektif feminis. Selain itu juga ada sambutan dari Ibu Dr. Istiadah, M.A selaku Ketua PSGA UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang menyampaikan program-program PSGA termasuk webinar yang akan dilakukan dalam 3 series. Peserta webinar ini terdiri dari dosen dan mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim, dosen dan penggiat gender pada PTKIN dan Universitas umum lainnya di seluruh Indonesia juga pejabat daerah yang focus pada perempuan dan anak di seluruh Indonesia. Webinar yang di moderatori oleh Dwi Sulistiani, MSA, Ak, CA ini berjalan menarik dengan penuh antusiasme dari peserta hingga sesi berakhir.
Materi yang disampaikan oleh narasumber menjelaskan mengenai perkembangan penelitian feminis dan istilah gender dari berbagai era. Laki-laki dan perempuan juga sama-sama menjadi korban pada jaman kolonialisme namun dalam oprasi yang berbeda. Gender sebagai metodologi, tidak bisa berdiri sendiri, namun harus ada bidang lain yang menjadi fokus dalam penelitian. Metode merupakan cara membangunnya sedangkan metodologi adalah konstruksinya. Metode merupakan bagian dari metodologi. Dalam menentukan topik yang menarik harus memiliki “meaningful discourse”, tema yang menohok, memiliki kritik terhadap situasi sosial yang kuat sehingga menarik untuk dipublikasi pada jurnal bereputasi. Selain itu peneliti juga harus menyadari bahwa metodologi bergender, oleh karena itu selalu melihat dari perspektif gender atau feminis.