Malang, tiga hari terhitung sejak hari kamis tanggal 3-5 Desember 2015 bertempat di Hotel Grage Karanglo, Pusat Studi Sosial dan Budaya Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengadakan kegiatan lokakarya kurikulum pesantren dalam rangka menyongsong Asean Community. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut ini dihadiri oleh berbagai peserta dari 16 perguruan tinggi yang berlokasi di dalam lingkungan pesantren dan juga pesantren rakyat sumberpucung.
Pusat Studi Sosial dan Budaya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memandang bahwa keberadaan lembaga pendidikan pesantren di Negara-negara ASEAN, terutama yang menjamur di Indonesia, bisa dijadikan sebagai titik mula penyatuan identitas sosial ASEAN, khususnya masyarakat muslim, yang berbasis pada pendidikan, untuk peningkatan kualitas SDM masyarakat ASEAN, dan budaya, untuk mempertahankan identitas bangsa-bangsa ASEAN.
Kondisi dunia global sekarang ini membawa dampak kepada perubahan sosial yang semakin kompleks. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi yang mempercepat terjadinya globalisasi yang dibarengi dengan pasar bebas menuntut semua orang memiliki profesionalitas yang tinggi, karena pada masa ini persaingan terjadi di segala bidang. Konsekwensinya yang tidak berkualitas akan tertinggal oleh perkembangan zaman dan keadaaan. Mereka yang tidak profesional, akan terpinggirkan dari gerakan perjalanan zamannya. Cepatnya informasi dengan didukung pesatnya perkembangan Teknologi informasi, turut menyumbang pesatnya perubahan pada setiap lini kehidupan manusia, termasuk perubahan budaya. Dalam menghadapi kondisi tersebut, Negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara dan tergabung dalam ASEAN mempersiapkan strategi yang matang dalam menyiapkan gencarnya perubahan sosial dan budaya sebagai akibat dari cepatnya arus globalisasi. Dalam Roadmap for an ASEAN Community 2009-2015 yang diterbitkan oleh Association of Southeast Asian Nations, pada bagian ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint, dengan mengadopsi pada The ASEAN Leaders adopted the Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II) yang dilaksanakan di Bali, pada 7 Oktober 2003 telah sepakat untuk menciptakan ASEAN Community pada 2020. Untuk kepentingan itu, maka ASEAN Community harus mempersiapkan tiga pilar utama, yakni komunitas politik dan keamanan, komunitas ekonomi, dan komunitas sosio kultural dengan tujuan untuk memperkokoh stabilitas dan memperkaya keuntungan kawasan ASEAN. Dalam rangka untuk mencapai tiga pilar tersebut, terutama pilar sosio kultural, dijelaskan bahwa tujuan utama dari ASCC (ASEAN Socio-Cultural Community) ialah untuk memberikan kontribusi bagi terealisasinya sebuah ASEAN Community yang berpusat pada tanggung jawab sosial dengan sebuah pandangan untuk mencapai solidaritas sosial antara penduduk di Negara-negara ASEAN melalui cara peniruan identitas sosial dan bangunan caring dan sharing society yang inklusif dan harmoni, yang dapat memperkokoh kehidupan masyarakat di kawasan ASEAN.
Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan lokakarya kurikulum pesantren ini diharapkan Pondok Pesantren mampu menyiapkan diri menjadi bagian aktif dalam penciptaan keharmonisan dan stabilitas penyatuan bangsa-bangsa ASEAN. Sehingga nantinya tercipta pola pendidikan Pondok Pesantren untuk meningkatkan mutu SDM masyarakat ASEAN yang kompetitif, berkualitas, dan beridentitas sosial ASEAN. (wahyu m.)