Bunga Krisan merupakan salah satu bunga indah yang saat ini sedang digemari oleh semua orang untuk mulai dibudidayakan. Keindahan bunga Krisan inilah yang menjadi daya tarik tersendiri sebagai hiasan rumah maupun kado untuk wisuda atau rangkaian bunga. Hal inilah yang melatarbelakangi warga dusun Sarirejo untu membudidayakan bunga Krisan sekitar tiga tahun yang lalu.
Siang itu (15/08/2006), sekitar pukul 10.30 di masjid Baitul Amin dusun Sarirejo desa Sumberputih kecamatan Wajak, didatangkan seorang narasumber dari kota Bung Karno Blitar, pak Maksum. Maksum merupakan sekretaris kelompok tani dan nelayan di kabupaten Blitar. Selain menjabat sebagai sekretaris kelompok tani dan nelayan, beliau juga merupakan pegiat tanaman hias dan tanaman buah- buahan di beberapa daerah. Kampong Coklat yang begitu mashur merupakan salah satu kelompok petani binaan pak Maksum. Berbekal ilmu pengetahuan yang ia dapatkan selama belajar di Jepang membuatnya terus berjuang memperbaiki pertanian dan pertamanan yang ada di sekitar tempat tinggal beliau.
Pelatihan yang digagas oleh kelompok KKM 197 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang disambut baik oleh warga sekitar, hal ini dibuktikan dengan banyak warga yang antusias datang serta aktif bertanya selama pelatihan berlangsung mengenai bunga Krisan yang hanya tumbuh di dataran tinggi tersebut. Sekitar 30 warga datang memenuhi barisan yang telah dipersiapkan di dalam masjid. Acara dimulai dengan diawali pengantar oleh pak Muis selaku dosen pembimbing di kelompok tersebut. Lalu dilanjutkan pengisian materi tentang bunga Krisan baik tentang keindahannya, manfaat dan kegunaannya. Di Indonesia sudah mulai dikembangkan teh dari bunga Krisan dan kripik daun bunga Krisan. Pak Maksum juga menjelaskan bahwa teh bunga Krisan memiliki banyak aroma sesuai dengan warna dan jenis bunga Krisan. Namun, penggunaan teh bunga Krisan masih sangat jarang digunakan karena belum banyak yang mengetahuinya, begitupun kripik daun bunga Krisan. Setelah beberapa penjelasan oleh pak Maksum, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama warga.
Beberapa warga pun mengangkat tangan dan mulai menceritakan pengalaman mereka mengenai budidaya bunga Krisan. Pak Maksum pun melanjutkan pemaparannya mengenai hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bunga Krisan beserta solusi untuk mencegahnya datang lagi. Setelah pemaparan tentang hama dan penyakit bunga Krisan, pak Maksum menutup pelatihan ini dengan memberikan beberapa motivasi mengenai tanaman hias tersebut agar warga tetap semangat dalam pengembangan tanaman hias di dusun Sarirejo dan menjadikan dusun Sarirejo sebagai dusun tanaman hias terutama bunga Krisan.
“Kendahan itu juga merupakan kebutuhan, rumah besar seharga jutaan rupiah akan terlihat jelek kalau taka da taman bunga. Masjid besar tanpa taman juga jelek, ke masjid nggak ada indah- indahnya. Apalagi kuburan yang sepi, kalau nggak ada bunga ya menyeramkan. Allah SWT dan Rosul saja suka keindahan, mengapa kita tak juga menyukai keindahan?” jelas pak Maksum di penghujung acara. Tepuk tangan meriah pun sahut menyahut di akhir kata pak Maksum. Acara ditutup dengan doa oleh pak Aliman selaku Takmir Masjid Baitul Amin dusun Sarirejo. (Ainun Ika)